Gapki Kooordinasikan Anggotanya Bantu Padamkan
Kebakaran Hutan
greenpeace.org
Jakarta, AGROFARM - Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)
merasa prihatin dengan penanggulangan kebakaran hutan yang terjadi di wilayah
Riau belakangan ini. Pasalnya, pemadaman yang dilakukan oleh pihak pemerintah
daerah terkait pemadaman dirasa sangatlah lamban. Ini membuat GAPKI berinisiatif
turun tangan ikut membantu dalam kegiatan pemadaman. Hal ini disampaikan oleh
Sekretaris Jenderal GAPKI, Joko Spriyono.
“Kami GAPKI prihatin melihat kebakaran hutan dan kami akan
membuat sesuatu. Karena perkembangan pemadaman yang lamban, membuat kami
tergerak untuk berkoordinasi dengan semua perusahaan perkebunan guna
mengerahkan alat-alat pemadam kebakaran demi memadamkan api,” ucap Joko yang
ditemui di kantor GAPKI (25/6).
Dalam membantu memadamkan kebakaran hutan tersebut, Joko
menerangkan bahwa GAPKI mengerahkan armada pemadamnya yang berada di kawasan
perkebunan. Total ada 26 unit yang di tempatkan pada 6 wilayah kabupaten yaitu
Rokan Hulu, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Siak, dan Kampar.
“Sampai tadi malam hari Senin, 24 Juni 2013 ada 20 unit.
Pagi tadi ada tambahan lagi 6 unit di Rokan Hilir yang awalnya 3. Jadi total 9
unit di Rokan Hilir. 5 unit di Rokan Hulu, 2 unit di Indragiri Hulu, 3 unit di
Pelalawan, 3 unit di Siak dan kabupaten Kampar sebanyak 4 unit,” terang Joko.
Selain itu, Joko juga mengutarakan suatu pendapatnya tentang
bencana ini. Pendapat tersebut berupa harapan untuk dibentuknya suatu badan
khusus guna menanggulangi kasus kebakaran hutan yang terjadi setiap tahunnya.
“untuk kebakaran hutan ini diharapakn dibentuknya badan
khusus, karena setiap tahun kebakaran kayak gini terjadi setiap tahunnya,”
tutur Joko.
Eropa Kampanye Hitam CPO Lokal
Foto : Istimewa |
Dian Yuniarni
Jakarta, AGROFARM - Sudah Hampir setahun Eropa mencekal produk CPO dan Biodiesel Indonesia. Mereka menuding, CPO Indonesia tidak ramah terhadap lingkungan dan kesehatan. Untuk itu Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menuntut pemerintah melakukan perlawanan terhadap kampanye negatif yang dilakukan Eropa terhadap Crude Palm Oil (CPO) Indonesia untuk biodiesel. Mereka siap memboikot produk asal benua biru tersebut.
Untuk menyampaikan aspirasi itu, sejumlah pengurus Apkasindo menyambangi Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) di Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat. Sekjen Apkasindo Asmar Arsyad menegaskan, tuduhan Eropa terhadap produk CPO Indonesia sama sekali tidak benar. Oleh sebab itu, pihaknya berencana melakukan perlawanan.
“Kita tidak mau mereka (Uni Eropa) mencekal CPO untuk biodisel kita di Uni Eropa. Ini persaingaan tidak sehat. Anggota kita 20 juta orang dan semua hidup dari kelapa sawit. Kalau ini dimatikan, Eropa jelas tidak pro terhadap rakyat,” tegas Asmar kepada wartawan di Kantor Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
Eropa menuduh harga minyak sawit mentah atau CPO asal Indonesia lebih murah karena mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Untuk menyampaikan aspirasi itu, sejumlah pengurus Apkasindo menyambangi Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) di Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat. Sekjen Apkasindo Asmar Arsyad menegaskan, tuduhan Eropa terhadap produk CPO Indonesia sama sekali tidak benar. Oleh sebab itu, pihaknya berencana melakukan perlawanan.
“Kita tidak mau mereka (Uni Eropa) mencekal CPO untuk biodisel kita di Uni Eropa. Ini persaingaan tidak sehat. Anggota kita 20 juta orang dan semua hidup dari kelapa sawit. Kalau ini dimatikan, Eropa jelas tidak pro terhadap rakyat,” tegas Asmar kepada wartawan di Kantor Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
Eropa menuduh harga minyak sawit mentah atau CPO asal Indonesia lebih murah karena mendapatkan subsidi dari pemerintah. Ini dibantah Asmar. Menurutnya, para petani sawit tidak pernah dapat subsidi.
Belum pulihnya krisis ekonomi di Eropa dan Amerika, membuat perang dagang antar negara semakin memanas. Begitu juga dengan komoditas ekspor andalan Indonesia, kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO).
Seperti
diketahui, Eropa merupakan pasar utama CPO Indonesia. Namun, perdagangan CPO
sudah satu tahun lebih mengalami masalah. Penyebabnya, kampanye negatif
sejumlah NGO atau LSM di Eropa terhadap produk CPO Indonesia. Mereka menuding,
CPO Indonesia tidak ramah terhadap lingkungan dan kesehatan.
Ekspor CPO Terus Melorot
AgroFarm/Bimo |
Beledug Bantolo
Jakarta, AGROFARM - Ekspor
minyak sawit mentah (CPO) kuartal I 2013 melorot. Penurunan ini terjadi sejak Januari, dari 2,05 juta ton
menjadi 1,92 juta ton atau turun sebesar 14%. Ini selain akibat produksi, juga melemahnya permintaan CPO dari China. Pemerintah harus me-review bea
keluar (BK) CPO dan meningkatkan
penggunaan biodiesel di dalam negeri.
Direktur
Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan mengatakan,
realisasi ekspor CPO Indonesia anjlok sepanjang kuartal pertama 2013. Penurunan
ekspor disebabkan lesunya pasar dan produksi di awal tahun ini.
Fadhil
menambahkan, pada triwulan pertama tahun 2013 pasar minyak sawit mentah (CPO)
dan turunannya belum bergairah dan harga CPO juga masih pada tingkat
volatilitas tinggi dengan kisaran USD 810 hingga USD 885 per metrik ton. Kendati,
lanjutnya, pada Februari harga CPO mulai merangkak naik dan menunjukkan
perbaikan dengan kisaran USD 835-USD 885 per metrik ton. “Maret harga bertahan di kisaran USD 835-USD 870 per metrik ton,” ujar Fadhil.
Berdasarkan
data GAPKI, ekspor CPO dan
turunannya pada bulan Maret ini sebesar 1,7 juta ton terus mengalami penurunan
sejak Januari, yaitu dari 2,05 juta ton menjadi 1,92 juta ton di Februari 2013.
Atau turun sebesar 14% sejak Januari.
“Hal ini
juga disebabkan oleh kecenderungan turunnya produksi pada triwulan pertama
tahun ini. Yang harus menjadi perhatian, di saat volume ekspor terus melorot, harga di pasar internasional juga belum menunjukkan trend kenaikan yang signifikan,” kata
Fadhil.
Fadhil
mengatakan, negara tujuan ekspor CPO dan turunannya masih didominasi oleh India
dengan volume mencapai 779 ribu ton atau 38% dari total keseluruhan ekspor CPO
Indonesia pada bulan Januari 2013. Pada bulan Februari permintaan CPO India melorot
menjadi 653 ribu ton atau sekitar 34% dari total volume ekspor. “Sementara pada
Maret ekspor ke negara Bollywood ini anjlok mencapai 416 ribu ton atau 24.4%
dari keseluruhan ekspor CPO Indonesia,” tukasnya.
Produksi Benih Sawit Turun
Foto : perkebunan.kaltimprov.go.id |
Beledug Bantolo
Jakarta, AGROFARM - Produksi
benih kelapa sawit tahun ini sebesar 174 juta kecambah. Turun satu juta kecambah dibanding
tahun 2012 yang mencapai 175 juta kecambah. Ini akibat lahan mulai terbatas dan
perusahaan sawit sulit melakukan ekspansi perkebunan sawitnya.
Direktur
Tanaman Tahunan Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Hendrajat Natawijaya di Jakarta, Senin,
mengatakan, salah satu penyebab turunnya produksi benih kelapa sawit tahun ini
karena melambatnya ekspansi perkebunan kelapa sawit.
“Tahun lalu,
rencana produksi 175 juta kecambah. Jadi tahun ini ada penurunan sekitar 1 juta
kecambah dari tahun kemarin. Penurunan ini akibat produksi banyak hingga akhir
tahun lalu,
dan karena ada yang tidak laku selanjutnya dibakar. Indikasi lahan terbatas
untuk mengembangkan sawit,” ujar Hendrajat.
Menurutnya,
ada indikasi pelaku usaha perkebunan sawit kini mencari lahan ke Afrika,
Kamerun, dan Liberia karena mereka berpikir lahan di Indonesia sudah terbatas.
Indonesia Konsumen CPO Terbesar Dunia
Foto : ptpn6.com |
Beledug Bantolo
Jakarta AGROFARM - Indonesia berpotensi menjadi negara pengkonsumsi CPO
terbesar di dunia. Itu karena negara ini penghasil minyak sawit mentah (CPO) terbesar di dunia. Industri hilir
yang terus meningkat akan menggeser India.
Ketua Umum
Dewan Minyak Sawit Indonesia, Derom Bangun mengatakan, tahun ini Indonesia akan
menjadi konsumen minyak sawit terbesar di dunia dengan menghabiskan CPO sekitar
9,2 juta ton. Menggeser posisi India yang kini di urutan pertama. Itu akibat dari meningkatnya industri
hilir sawit seperti biodiesel dan oleokimia yang menyerap jutaan CPO dan palm kernel oil (PKO) sebagai bahan
baku.
“Indonesia
bisa menjadi negara konsumen CPO terbesar. Itu tergantung dari kebijakan mandatory biodiesel sebesar 7,5 persen atau sebanyak 1,15 juta ton
untuk digunakan di dalam negeri,” ujarnya.
Derom berharap, ini untuk mendukung pemakaian CPO di dalam negeri sekitar
9 juta ton.
Derom
memperkirakan, tahun 2013 produksi sawit mencapai 28 juta ton naik dari tahun
lalu hanya 25,7 juta ton. Dengan konsumsi
untuk dalam negeri sebanyak 9,2 juta ton dan sisanya 19 juta ton akan
diekspor ke berbagai negara terutama China, India dan Uni Eropa. Penyerapan pasar
domestik sebesar 5,7 juta ton untuk bahan makanan dan 3,5 juta ton untuk
industri.