Selasa, 05 November 2013

Palmex : Pameran Teknologi Baru Sawit

foto: ocha

Palmex kelima digelar di Kota Medan. Ini merupakan satu-satunya pameran industri kelapa sawit yang mengumpulkan industri hulu hingga hilir serta industry pendukungnya. Acara yang diselenggarakan di Hotel Santika Dyandra pada 2-4 Oktober 2013 lalu.
 
Susan Tricia, Direktur Utama PT Fireworks Indonesia memaparkan, tujuan dari pameran ini untuk menampilkan perkembangan teknologi terbaru industri pengolahan sawit. Dan pameran itu digelar di Medan, Sumatera Utara, karena daerah ini merupakan pusat perkebunan sawit dan pabrik pengolahan minyak sawit. Daerah ini dianggap tepat dijadikan tempat penyelenggaraan pameran Palmex.“Sebanyak 90 peserta pameran yang berasal dari tujuh negara di dunia menampilkan teknologi dan peralatan baru di industri sawit. Tujuh Negara tersebut diantaranya Singapura, Malaysia, Jerman, India dan China,” katanya pada acara pembukaan The 5th Edition of Palmex Indonesia 2013.

Susan menambahkan, para peserta memamerkan berbagai macam teknologi, produk dan solusi terbaru yang diperlukan untuk pengolahan sawit. Berbagai teknologi itu mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja industri sawit serta ramah lingkungan.

Salah satunya mesin terbaru dari Heavy Duty High Capacity EFB Press yang dipamerkan YKL Engineering Group . Alat ini mampu memeras biji sawit dengan maksimal, sehingga tidak ada minyak sawit yang terbuang.

Selain itu, sederetan perusahaan besar seperti Krisbow Indonesia, PT Pupuk Kujang, Jebsen and Jessen dan Kimberly Clark. Sedangkan beberapa brand yang akan diwakilkan antara lain  Brevini, Krisbow, LG Industrial System, Fuji Electric, Siemens, Grundfos dan Renold.

Animo industri kelapa sawit terhadap pameran ini terus meningkat dari tahun ke tahun, juga termasuk pengunjung ke pameran ini. “Kami optimis tahun ini target penjualan dari transaksi selama tiga hari ini bias mencapai USD 10 juta tercapai. Kendati turun 50% dibandingkan tahun lalu yang mencapai USD 20 juta,” katanya. Susan mengungkapkan, penurunan ini lantaran lesunya industri sawit akibat melemahnya harga minyak sawit mentah (CPO) dunia. Harga CPO saat ini berkisar USD 815 per ton. Untuk pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak banyak berpengaruh. Sebab melorotnya harga CPO itu sudah terjadi pada awal tahun ini.

Selain memanerkan produk dan teknologi terkini industri sawit, Palmex Indonesia juga merupakan event yang tepat bagi purchaser dan engineering untuk membeli dan mengganti mesin lama menjadi mesin baru. Mengupdate wawasan terhadap teknologi terbaru yang mampu meningkatkan kinerja, serta menjalin hubungan bisnis dengan sesama pelaku bisnis industry sawit. beledug bantolo

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar