Minggu, 10 November 2013

Hortikultura Lokal Lebih baik Dari Impor

foto: bimo
Pekan flori dan flora nasional (pf2n) ke-6 kembali digelar di kebun Pemerintah daerah (pemda) diy jalan kenari timoho yogyakarta. Event Jambore varietas hortikultura bertema hortikultura nusantara Sebagai gaya hidup sehat ini diadakan pada 2 hingga 8 oktober 2013.
Inti dari kegiatan ini adalah mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur dari  Indonesia. Kegiatan ini diikutioleh Dinas Pertanian dari provinsi, kabupaten, dan kota se-Indonesia,menampilkan 180 stan dengan 169 varietas unggulan hortikultura. Sedang 11 lainnya merupakan bursa tanaman dan produk pendukung hortikultura.

Menteri Pertanian Suswono saat pembukaan acara ini mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan, yang tujuannya menarik keinginan berinvestasi. Dengan event ini diharapkan masyarakat dapat berperan dan mendukung peningkatan pendapatan per kapita. Selain mengurangi konsumsi karbohidrat dengan meningkatkan hortikultura, sayur-sayuran, buah-buahan dan florikultur untuk menjadi gaya hidup.

Event ini menjadi peluang pasar yang semakin terbuka terutama di domestik. Untuk importasi kami membuka diri khususnya hortikultura  yang tidak bisa dihasilkan di Indonesia.  Dan yang datang adalah buah dan sayur yang sehat, bukan yang asal murah,” terang Suswono.

Suswono mengatakan, jika produk hortikultura nasional kualitasnya jauh lebih baik daripada impor, yang selama ini prosentase buah impor tidak lebih dari 10 persen dibanding buah lokal.

Namun yang terlihat justru seolah-olah buah impor membanjiri pasaran karena buah itu tersedia di pasar modern, sementara buah lokal sangat banyak di pasar-pasar tradisional. “Mengingat potensi ini sangat besar, layak menjadi industri yang bisa dikembangkan bersama,” papar Suswono.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, kebijakan pengaturan atau pembatasan impor hortikultura seperti buah dan sayur harus dibarengi dengan langkah nyata di lapangan, karena jika tidak, akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. “Untuk meningkatkan produksi hortikultura, Yogyakarta banyak memiliki tenaga ahli pertanian, sehingga bisa membantu perkembangan hortikultura di Yogyakarta,” terang Sultan.

Sultan juga menambahkan, pemerintah perlu segera mewujudkan pembiayaan bagi petani hortikultura, dan skema pembayaran bagi pelaku usaha retail dan supermarket kepada para petani secara cepat. Dengan itu, menurut Sultan, agar petani bisa menghasilkan produksi yang maksimal. “Dengan begitu petani bisa bekerja maksimal untuk mengelola lahannya, dan kesejahteraannya bisa meningkat,” terang Sultan.

Sementara itu Dirjen Hortikultura  Kementerian Pertanian Hasanuddin  Ibrahim selaku ketua penyelenggara berharap hortikultura Indonesia dapat berperan mendukung terwujudnya sasaran Indonesia sehat 2020. Sesuai dari pameran ini yaitu “Hortikultura Nusantara sebagai Gaya Hidup Sehat” atau “Indonesian Horticulture, A Healthy Lifestyle” ujar Ibrahim.


Tema ini mengajak masyarakat untuk mengenal, memahami, meningkatkan investasi dan konsumsi buah, sayur, produk biofarmaka dan aneka florikultura yang saat ini masih di bawah tingkat konsumsi rata-rata masyarakat dunia. Dengan event ini Ibrahim berharap akan segera terwujud masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera. Bimo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar