Jumat, 08 November 2013

Indonesia Potensial Kembangkan nanoteknologi

foto:lst
Aplikasi nanoteknologi memberikan nilai tambah yang Signifikan di bidang industri pertanian (agroindustri). Nanoteknologi mampu meningkatan produktivitas Pertanian melalui nanoporous, nanonutrisi, slowreleased, Nanoenkapsulasi, nanokomposit, nanoemulsi  untuk packaging antibakteri, da n makanan suplemen.


Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang memiliki peranan penting dalam pengembangan sains nanoteknologi. Di mana, negara ini memiliki banyak potensi untuk pengaplikasian teknologi nano,” papar Director and Executive Head Center for Science & Technology of the Non-Aligned and Other Developing Countries (NAM S&T Centre) dari India, Prof. Dr. Arun P. Kulshreshtha dalam sambutannya di pembukaan International Workshop on Nanotechnology (IWON) 2013, di  Gedung DRN, Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan.

Untuk meneliti nanoteknologi tidaklah murah. Oleh karena itu, kata
Arub, India pun siap menyokong dana dukungan agar bersama-sama mengembangkan teknologi Masa depan ini.

Pakar Eropa menyatakan, bahwa potensi pengembangan nanoteknologi
akan mempercepat produk industri.  Diperkirakan selama 2010 –2020, akan ada percepatan luar biasa aplikasi nanoteknologi di bidang industri tersebut. Berbagai aplikasi nanoteknologi pada produk telah diterapkan, di antaranya pada elektronik, kosmetik medis, farmasi, industri makanan, tekstil, keramik, dan lainnya.

Melihat kondisi tersebut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) serta Masyarakat Nano Indonesia (MNI) beserta pihak terkait berupaya mengembangkan nanoteknologi dengan negara-negara berkembang lainnya.

Perkembangan teknologi telah memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing industri di tingkat global. Salah satu Teknologi tersebut adalah nanoteknologi.

Belakangan ini, perkembangan Teknologi tersebut terbilang cepat. Sebagai contoh, pengembangan nanoteknologi dalam dunia komputer telah mengubah ukuran komputer menjadi lebih kompak, serta kemampuan dan kapasitas menjadi lebih baik, sehingga memungkinkan jutaan resolusi program diproses dalam waktu singkat.

Banyak produk nano tekstil, keramik  nano, nano coating, nano film, obatobatan nano Dan lainnya Telah merambah ke berbagai Lapisan masyarakat saat ini. Untuk itu, nanoteknologi telah menjadi hal menarik sebagai bisnis baru.

Kepala LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim mengatakan, nanoteknologi adalah rekayasa dari atom dan molekul menggunakan cara-cara tertentu untuk membangun suatu objek dengan sifat tertentu sesuai yang diinginkan. Teknologi ini dalam skala nanometer atau sepersemiliar meter. “Dengan ukuran nano, maka sifat dan fungsi zat mampu diubah sesuai keinginan dan menjadi lebih berharga,” tandasnya.

Lukman menegaskan, bahwa LIPI secara terbuka siap bekerja sama untuk
pengembangan nanoteknologi di  Indonesia. Hal itu dimulai dari riset tingkat
dasar, terapan hingga area komersialisasi bisnis. “Berbicara komersialisasi bisnis, LIPI tahun ini telah resmi mendirikan Inkubator Teknologi di Cibinong Bogor.

Mudah-mudahan infrastruktur yang telah dibangun mampu mengoptimalkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bisnisnya,” ungkapnya. Peneliti Nanoteknologi dari Pusat Penelitian Metalurgi LIPI yang juga Ketua MNI, Dr. Nurul Taufiqurrochman menambahkan, teknologi nano saat ini masih dalam masa pertumbuhan. Itulah sebabnya, banyak negara berkembang seperti India, Iran, Indonesia, Malaysia dan Thailand berinvestasi cukup besar dalam penelitian dan pengembangan teknologi nano.

“Sayangnya, keterlibatan dalam pengembangan nano di sejumlah negara
berkembang tersebut masih belum ber sinergi,” katanya. Oleh karena itu, LIPIbersama Kementerian Ristek, MNI Dan pihak Terkait lainnya Berupaya mensinergikan Pengembangan nanomelalui sebuah pertemuanInternational Workshop on Nanotechnology (IWON) 2013.

Negara-negara yang berpartisipasi dalam IWON 2013 ini antara lain
Afrika Selatan, Gambia, India, Irak, Iran, Kamboja, Kenya, Malawi, Mesir,
Mauritius, Myanmar, Nigeria, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, Sudan, Tanzania,
Togo, Uganda, Venezuela, Vietnam, Zimbabwe, dan Zambia.

Acara itu bertajuk “Transferring Nano technology Concept toward
Business  Perspective”.   Dalam acara tersebut, Men  ristek, Prof. Dr. Gusti Muhammad  Hatta  meluncurkan  Buku 300 Ilmuwan Nano Indonesia. Buku ini berisi  profil ilmu wan nano Indonesia dan hasil riset yang telah berhasil dilakukan, bahkan dikomersialisasikan ke masyarakat. irsa fitri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar