Rabu, 30 Oktober 2013

Faiz Achmad: Rupiah Terpuruk, Industri Ketar-ketir


Pertumbuhan industri sebesar 7,74 persen pada tahun 2012 belum diiringi  pasokan bahan baku dalam negeri. Akibatnya, industri impor bahan baku yang cukup banyak. Sementara hasil pertanian Indonesia sifatnya musiman, sementara industri kebutuhannya bersifat harian. Inilah yang menyebabkan Indonesia masih tergantung pada produk impor untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

Persoalan bahan baku yang dihadapi industri sudah sering terjadi. Alihalih pelaku Industri mengimpor Bahan baku Untuk diolahMenjadi produk. Apresiasi Dolar terhadap rupiah, setidaknya
membuat industri sedikit ketar-ketir. Apalagi Indonesia Masih impor Gandum sebesar 96 persen.

“Situasi ini kita harapkan jangan berlangsung lama. Pasalnya bahan baku  impor yang distok untuk  beberapa bulan ke depan  masih mampu memenuhi kebutuhan. Namun jika keadaan ini cukup lama, jelas akan memukul industri,” jelas Ir. Faiz Achmad, MBA, Direktur Makanan dan Hasil Laut Perikanan, Kemenperin pada Agrofarm di Jakarta. 

Faiz menjelaskan, bahwasanya impor masih banyak dilakukan industri, khususnya industri makanan, karena laju pertumbuhan industri terus meningkat, sementara di hulu belum mampu mengikuti laju industri. ”Hasil pertanian kita hanya segitu-segitu saja, dan  tidak ada yang swasembada. Jadi mau tidak mau untuk bahan baku, industri  makanan impor,” imbuh Faiz.

Impor untuk memenuhi industri makanan, perikanan dan hasil laut adalah  gandum impor  6 juta ton, gula dalam bentuk  raw sugar 3 juta ton, jagung 1,5 sampai 2 juta ton, kedelai yang 85 persen untuk industry tahu tempe  impor 1,5 -1,8 juta ton,  tepung tapioka 200 ribu ton, daging sapi beku untuk industri sosis, bakso impor  20 ribu ton,  kakao yang impor dari  Ghana,  Puerto Rico masih impor, hanya saja impornya sangat kecil. Karena kakao tersebut untuk dikombinasi dengan kakao lokal yang menghasilkan cita rasa.


Ikan lemuru untuk kebutuhan sarden  juga impor. Bahkan, jika terjadi anomali cuaca bisa impor lebih banyak. “Kita pernah impor cukup besar,’tandas Faiz.  irsa fitri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar