Bak pendekar mabuk, pemerintah impor berbagai komoditas pangan. Berdalih menstabilkan harga yang terkerek naik karena produksi minim, rakyat dipaksa mengkonsumsi made in asing yang dulu sangat mudah didapat dari pertanian dan tangan petani sendiri.
Data Agrofarm mencatat, impor menggila
itu berawal pada 16 Juli 2013.Kementerian Perdagangan melalui Badan Urusan
Logistik (Bulog), melakukan impordaging sapi sebanyak 12 ribu ton. Sehari
kemudian disusul dengan operasi pasar di 48 titik di Jakarta. Kemen dag
menargetkan untuk tahun 2013 ini, kuota tambahan impor daging sapi sebanyak 20
ribu ton.
Selain daging sapi, cabai merah adalah komoditas be rikut nya yang masuk
dalam daftar impor pangan pemerintah. Pemerintah melakukan impor cabai
merah sebanyak 4.000 ton dan bawang putih sebanyak 16 ribu ton.Tidak
hanya cabe, bawang putih dan daging saja. Beberapa bumbu dapur
lainnya juga masuk daftar impor, diantara nya cabai rawit, bawang merah, daging
ayam, garam dan beras.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan beralibi, pemerintah mendatangkan bahan
pangan imporkarena ketersediaan pasokan di dalam negeri kurang. Dia mengklaim,
sesungguhnya tidak suka jika harus terus-menerus membeli barang dari luar
negeri. Namun, pemerintah seolah terpaksa melakukan impor karena kondisi yang
mengharuskan.
Menurut Gita, kasus bawang merah dan cabai rawit yang harus impor lantaran
panen mundur dua bulan sebagai imbas anomali cuaca. Selain itu, rencana impor
darChina dan Thailand bukan sesuatu yang mendadak, melainkan telah dirapatkan
bersama Kementerian Pertanian sejak awal tahun.
“Kita sebetulnya berusaha agar tidak impor, tapi untuk beberapa bahan
pangan ini mau tidak mau harus impor. Impor ini alokasi yang sudah ditentukan
di awal tahun,” ujarnya di beberapa kesempatan.
Belum lagi reda harga daging yang masih melambung tinggi. Pengrajin tahu
tempe sama seperti tahun-tahun lalu menjerit dengan harga kedelai yang juga terkerek
naik. Impor kembali menjadi solusi. Kali ini importir tak perlu lagi
harus punya izin Importir Terdaftar (IT) yang dikeluarkan oleh Kemendag.
Menurut Menteri Perdagangan
Gita Wirjawan, penghapusan IT ini dimaksudkan untuk menyaingi kartel
importir kedelai. Dengan penghapusan IT, impor kedelai dapat dilakukan oleh
siapa saja. Selain membebaskan izin IT, Gita juga menghapuskan Bea Masuk
(BM) kedelai asal Amerika Serikat yang sebelumnya ditetapkan sebesar 5
persen, diturunkan menjadi 0 persen.
Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 51,
52, dan 53 Tahun 2013 tentang Pengamanan Harga Kedelai dan Penyaluran di
Tingkat Perajin Tahu-Tempe, menggantikan Permendag Nomor 23 Tahun 2013 tentang
Program Stabilisasi Harga Kedelai.
Pemerintah juga telah mengalokasikan impor produk hortikultura sebanyak
260.064 ton untuk semester dua atau pada Juli hingga Desember 2013 yang terbagi
dari 13 jenis produk hortikultura. “Yang dibuka adalah produk buah dan sayuran,
antara lain kentang, cabai, bawang bombai dan bawang merah,” kata Direktur
Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi, di
Kementerian Perdagangan.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pengembangan Hasil
Pertanian Kementerian Pertanian, alokasi untuk produk kentang segar dan dingin
untuk konsumsi sebanyak 4.864 ton yang akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung
Priok sebanyak 2.100 ton dan Pelabuhan Tanjung Perak sebanyak 2.764 ton.
Sementara untuk jenis kentang sebanyak 2.568 ton yang akan masuk melalui
Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 2.073 ton dan melalui Pelabuhan Tanjung Perak
sebanyak 495 ton. Untuk bawang, pada semester dua mendapat alokasi sebanyak
27.011 ton yang terbagi dari bawang bombai sebanyak 10.230 ton, dan bawang
merah sebanyak 16.781.
Bawang bombai akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 3.560
ton, sebanyak 3.953 akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak, 2.641 melalui
Pelabuhan Belawan, dan sebanyak 76 ton melalui Free Trade Zone (FTZ).
Wortel akan dialokasikan sebanyak 18.158 ton yang akan masuk melalui
Tanjung Priok sebanyak 11.265 ton, Tanjung Perak 5.879 ton, Belawan 865 ton,
dan FTZ 149 ton. Sementara untuk cabai (buah dari genus Capsicum) dialokasikan
sebanyak 9.715 ton, yang akan masuk melalui Tanjung Perak sebanyak 5.090 ton
dan Belawan sebanyak 4.625 ton.
Alokasi pisang konsumsi sebanyak 500 ton yang hanya akan masuk melalui
Pelabuhan Tanjung Perak, mentara mangga dialokasikan banyak 854 ton yang akan
masuk melalui Tanjung Perak sebanyak 753 ton, Belawan 77 ton, dan Bandara
Soekarno-Hatta 24 ton.
Untuk jeruk jenis orange segar mendapatkan alokasi sebanyak 14.769 ton,
jeruk mandarin 36.531 ton, grapefruit termasuk pomelo 300 ton, lemon
dan limau sebanyak 1.996 ton. Anggur segar akan masuk sebanyak
25.728 ton, yang akan dibagi sebanyak 8.852 ton masuk dari Tanjung Priok,
Tanjung Perak 14.294 ton, Belawan 2.532 ton dan Bandara Soekarno-Hatta sebanyak
50 ton.
Beberapa komoditi lainnya adalah melon sebanyak 76 ton, pepaya 2.100 ton,
apel 61.693 ton, durian 10.788 ton, dan lengkeng 41.413 ton. Dengan alokasi
sebanyak 260.064 ton produk hortikultura tersebut, Tanjung Priok akan menampung
sebanyak 86.662 ton, Tanjung Perak 140.225 ton, Belawan 31.762 ton, Bandara
Soekarno-Hatta 235 ton, dan FTZ 1.180 ton. Dian Yuniarni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar