Selasa, 29 Oktober 2013

Jurus Pendekar Mabuk Kemendag

Bak pendekar mabuk, pemerintah impor berbagai komoditas pangan. Berdalih menstabilkan harga yang terkerek  naik karena produksi minim, rakyat dipaksa mengkonsumsi made in asing yang dulu sangat mudah didapat dari pertanian dan tangan petani sendiri.



Data Agrofarm mencatat, impor menggila itu berawal  pada 16 Juli 2013.Kementerian Perdagangan melalui Badan Urusan Logistik (Bulog), melakukan impordaging sapi sebanyak 12 ribu ton. Sehari kemudian disusul dengan operasi pasar di 48 titik di Jakarta. Kemen dag menargetkan untuk tahun 2013 ini, kuota tambahan impor daging sapi sebanyak 20 ribu ton.

Selain daging sapi, cabai merah adalah komoditas be rikut nya yang masuk dalam daftar impor pangan pemerintah. Pemerintah  melakukan impor cabai merah sebanyak 4.000 ton dan  bawang putih sebanyak 16 ribu ton.Tidak hanya cabe, bawang putih dan daging saja. Beberapa bumbu dapur lainnya juga masuk daftar impor, diantara nya cabai rawit, bawang merah, daging ayam, garam dan beras.  

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan beralibi, pemerintah mendatangkan bahan pangan imporkarena ketersediaan pasokan di dalam negeri kurang. Dia mengklaim, sesungguhnya tidak suka jika harus terus-menerus membeli barang dari luar negeri. Namun, pemerintah seolah terpaksa melakukan impor karena kondisi yang mengharuskan.
Menurut Gita, kasus bawang merah dan cabai rawit yang harus impor lantaran panen mundur dua bulan sebagai imbas anomali cuaca. Selain itu, rencana impor darChina dan Thailand bukan sesuatu yang mendadak, melainkan telah dirapatkan bersama Kementerian Pertanian sejak awal tahun.

“Kita sebetulnya berusaha agar tidak impor, tapi untuk beberapa bahan pangan ini mau tidak mau harus impor. Impor ini alokasi yang sudah ditentukan di awal tahun,” ujarnya di beberapa kesempatan.

Belum lagi reda harga daging yang masih melambung tinggi. Pengrajin tahu tempe sama seperti tahun-tahun lalu menjerit dengan harga kedelai yang juga terkerek naik.  Impor kembali menjadi solusi. Kali ini importir tak perlu lagi harus punya izin Importir Terdaftar (IT)  yang dikeluarkan oleh Kemendag.  Menurut Menteri Perdagangan
Gita Wirjawan, penghapusan IT ini dimaksudkan untuk menyaingi kartel importir kedelai. Dengan penghapusan IT, impor kedelai dapat dilakukan oleh siapa saja. Selain membebaskan izin IT, Gita juga  menghapuskan Bea Masuk (BM) kedelai asal Amerika Serikat yang sebelumnya ditetapkan sebesar 5 persen,  diturunkan menjadi 0 persen.

Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 51, 52, dan 53 Tahun 2013 tentang Pengamanan Harga Kedelai dan Penyaluran di Tingkat Perajin Tahu-Tempe, menggantikan Permendag Nomor 23 Tahun 2013 tentang Program Stabilisasi Harga Kedelai.

Pemerintah juga telah mengalokasikan impor produk hortikultura sebanyak 260.064 ton untuk semester dua atau pada Juli hingga Desember 2013 yang terbagi dari 13 jenis produk hortikultura. “Yang dibuka adalah produk buah dan sayuran, antara lain kentang, cabai, bawang bombai dan bawang merah,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi, di Kementerian Perdagangan.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pengembangan Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, alokasi untuk produk kentang segar dan dingin untuk konsumsi sebanyak 4.864 ton yang akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 2.100 ton dan Pelabuhan Tanjung Perak sebanyak 2.764 ton.

Sementara untuk jenis kentang sebanyak 2.568 ton yang akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 2.073 ton dan melalui Pelabuhan Tanjung Perak sebanyak 495 ton. Untuk bawang, pada semester dua mendapat alokasi sebanyak 27.011 ton yang terbagi dari bawang bombai sebanyak 10.230 ton, dan bawang merah sebanyak 16.781.

Bawang bombai akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 3.560 ton, sebanyak 3.953 akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak, 2.641 melalui Pelabuhan Belawan, dan sebanyak 76 ton melalui Free Trade Zone (FTZ).

Wortel akan dialokasikan sebanyak 18.158 ton yang akan masuk melalui Tanjung Priok sebanyak 11.265 ton, Tanjung Perak 5.879 ton, Belawan 865 ton, dan FTZ 149 ton. Sementara untuk cabai (buah dari genus Capsicum) dialokasikan sebanyak 9.715 ton, yang akan masuk melalui Tanjung Perak sebanyak 5.090 ton dan Belawan sebanyak 4.625 ton.
Alokasi pisang konsumsi sebanyak 500 ton yang hanya akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak, mentara mangga dialokasikan banyak 854 ton yang akan masuk melalui Tanjung Perak sebanyak 753 ton, Belawan 77 ton, dan Bandara Soekarno-Hatta 24 ton.

Untuk jeruk jenis orange segar mendapatkan alokasi sebanyak 14.769 ton, jeruk mandarin 36.531 ton, grapefruit termasuk pomelo 300 ton,  lemon dan limau sebanyak 1.996 ton.  Anggur segar akan masuk sebanyak 25.728 ton, yang akan dibagi sebanyak 8.852 ton masuk dari Tanjung Priok, Tanjung Perak 14.294 ton, Belawan 2.532 ton dan Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 50 ton.

Beberapa komoditi lainnya adalah melon sebanyak 76 ton, pepaya 2.100 ton, apel 61.693 ton, durian 10.788 ton, dan lengkeng 41.413 ton. Dengan alokasi sebanyak 260.064 ton produk hortikultura tersebut, Tanjung Priok akan menampung sebanyak 86.662 ton, Tanjung Perak 140.225 ton, Belawan 31.762 ton, Bandara Soekarno-Hatta 235 ton, dan FTZ 1.180 ton. Dian Yuniarni



Tidak ada komentar:

Posting Komentar