Kamis, 31 Oktober 2013

Prabowo subianto: Kita Bisa Hidup Tanpa Gedung & Mobil, Tapi Tidak Tanpa Beras, Jagung, Dan Singkong

                                        foto: Istimewa


Prabowo subianto, Lahir DI JAKARTA, 17 oktober 1951. Prabowo merupakan Cucu pejuang KEMERDEKAAN, margono Djojohadikusumo.  AYAHNYA, soemitro  Djojohadikusumo Adalah begawan Ekonomi TANAH AIR.

Sang ayah yang juga guru besar dan dekan fakultas ekonomi UI di Salemba itu telah menyumbangkan pemikiran ekonomi campuran. Menurut istilah Soekarno, Muhammad Hatta dan  Muhammad Syahrir, itu adalah Ekonomi Pancasila atau ekonomi kerakyatan seperti yang termaktub dalam UUD 1945 pasal 33.

Sejak kecil Prabowo dididik sang kakek tentang perjuangan. Mencontohkan
kedua pamannya yang gugur di medan perang pada hari yang sama, 26 Januari 1946. Prabowo kecil sering diajak mengunjungi makam kedua pamannya, Subianto dan Suryono yang gugur dalam Peristiwa Daan Mogot yang dipimpin oleh Mayor Daan Mogot di Taman
Makam Pahlawan, Tangerang. Dari kedua sosok itulah darah nasionalisme Prabowo terbentuk.

Prabowo kecil sering disuguhi cerita wayang oleh sang kakek. Kisah Mahabharata tak asing baginya. Juga tentang Majapahit, Gajah Mada, Sriwijaya, Diponegoro, Sudirman dan Bung Karno. Itu pula yang menstimulasi lelaki ini untuk terus tumbuh nasionalismenya.

Pada tahun 1957/1958 terjadi  pergolakan ideologis di negeri ini.  PKI kala itu semakin kuat dan terjadi pertentangan antara kiri (komunis) dan kanan (agama dan pancasila). Ayah Prabowo yang anti komunis, bergabung dengan partai sosialis dan bekerjasama dengan partai tengah. Akibat itu rumahnya sempat diserang massa PKI karena dianggap anti komunis. Prabowo dan keluarga ikut PPRI ke Sumatera, dan karena PPRI kalah, mereka terpaksa mengungsi dan melanglangbuana di Singapura.

Prabowo sempat sekolah di Sekolah Inggris (saat itu Singapura masih jajahan Inggris). Prabowo juga sempat bersekolah di Sekolah Inggris di Hongkong hingga di Swiss. Sebagai satu satunya murid yang bukan kulit putih,ejekan pun kerap diterimanya.

Saat usianya masih 14 tahun, seorang teman di sekolahnya di Swiss bertanya, “Where are you come from?” Prabowo menjawab, “Im from Indonesia”. Apa jawab mereka? “Oh your people still live on trees?”

Ejekan-ejekan itu yang membangkitkan nasionalisme Prabowo. Sejak itu ia bercita-cita untuk menjadikan negerinya, Indonesia, sebagai negeri terhormat, bangsa yang bermartabat, kuat dan modern. 

Pemikiran ekonomi pancasilais sang ayah sangat melekat di benak Prabowo. Ia merupakan penentang konsep globalisasi. Menurutnya, sistem ekonomi Indonesia setelah tahun 1998 telah keblabasan. Ia bercita-cita agar Indonesia kembali ke sistem ekonomi kerakyatan. Pangan menjadi concern utamanya.

Dari awal Prabowo kerap memperingatkan penguasa, bahwa pangan harus dipandang sebagai persoalan strategis. Dan itu terbukti, dalam lima tahun terakhir harga pangannaik 30 persen. Ia berpendapat, pangan adalah masalah hidup matinya suatubangsa. “Kita bisa hidup tanpa gedung pencakar langit dan mobil, tapi tidaktanpa beras, jagung, dan singkong,” katanya.

Menurutnya, Indonesia memiliki lahan yang cukup banyak, ekosistem dan iklim yang cocok untuk pertanian. Zona negara tropis seperti Indonesia bisa tiga kali panen dalam setahun. Jika pertumbuhan pohon di negara non-tropis itu butuh 25 tahun untuk ditebang, negeri ini cukup lima tahun. Keunggulan di pertanian ini seharusnya  dikelola dengan telaten, teliti dan  komprehensif. Produksi pangan jangan diserahkan ke pasar, apalagi sampai ketergantungan impor. Sebab, katanya, sejak dulu bangsa lain datang dan mengambil kekayaan Indonesia.

Prabowo optimis Indonesia mampu mengulang kejayaan di masa swasembada pangan. Saat itu banyak bangsa asing belajar ke Indonesia mengenai bimas, bulog, dan swasembada. Yang perlu dilakukan ialah membina petani dan penyuluh di setiap desa. Menghidupkan kembali Koperasi Unit Desa (KUD). Serta perbaikan sarana pertanian seperti irigasi dan distribusi pupuk.

Pupuk yang saat ini dibuat oleh pabrik pupuk milik negara modal kerjanya juga berasal dari rakyat. Sayangnya, distributornya malah perusahaan asing.

Koperasi seharusnya digalakkan kembali sebagaimana zaman Soeharto. Menurut Prabowo, koperasi adalah alat pemerataan, memperkuat yang lemah. Tapi bukan berarti melemahkan perusahaan swasta. Sesuai paham pancasila, swasta tetap dipersilahkan maju, dan sektor yang lemah diberdayakan melalui koperasi. Swasta, BUMN, dan koperasi dapat bergerak bersama-sama seperti di Negara Korea, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan China.

Ketahanan pangan yang memprihatinkan itu mendorong Prabowo untuk masuk ke dalam agar bisa mengubah keadaan. Pengertian politik yang dipelajarinya dari Miriam Budiarjo  adalah keinginan untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Dengan masuk ke dalam politik, maju untuk rakyat, maka dapat meminta mandat kepada rakyat untuk berkuasa.

Selain sisi nasionalis dan disiplin,  sosok yang dikenal sebagai mantan menantu Soeharto dan Danjen Kopassus ini juga penyuka binatang. Ia kerap menunggang kuda disela-sela kesibukannya. Baginya, kuda adalah lambang keberanian. Di rumahnya di bukit Hambalang ia juga memelihara berbagai burung, ikan serta tanaman.


Dan karena lahir di masa heroisme, sejak kecil Prabowo sudah menyukai sejarah serta bercita-cita menjadi tentara. Pasca 1998 namanya sempat redup, namun Prabowo adalah sosok yang banyak bersyukur. Sebab baginya pangkat hanyalah ‘sampiran’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar