Kamis, 31 Oktober 2013

Ke Depan Impor Sapi Akan Lebih Besar


                                                                            foto: lst 
Kebijakan  impor sapi untuk Menekan Harga daging sapi yang tinggi di pasaran Diharapkan mampu memberdayakan Peternak lokal ke depan.  Mengingat, Kebijakan importasi kerap kali membuat Jatuh Harga sapi di tingkat Peternak Lokal.  Apalagi Jelang idul adha Ini, Peternak lokal diharapkan bisa Mendapat keuntungan lebih besar Setelah importasi yang Menggila itu.

Saya pikir ke depan impor kita akan makin besar. Makanya impor  sapi bakalan agar
diprioritaskan untuk dipelihara kelompok peternak atau koperasi. Itu agar mereka menikmati nilai tambah di dalam negeri,” kata Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Budiana pada Agrofarm.

Ia mengemukakan, meningkatnya permintaan dan kebutuhan, dipicu lantaran jumlah populasi sapi lokal yang makin berkurang. Sekitar 12 juta ekor kekurangan itu. Ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang sangat memungkinkan jika importasi ke depan akan semakin besar. Untuk itu pemerintah sudah harus mulai serius merancang pola perubahan tersebut. Peternak juga harus diberi kesempatan untuk melakukan penggemukan sapi yang diimpor.

“Kalau mekanisme importasi dilepas liberal begitu sudah pasti  para pemodal besar yang menikmati  keuntungan. Kita harus mulai berpikir kompensasi. Peternak lokal yang melakukan penggemukan. Secara teknis kami siap,” ujar Teguh.

Menurut dia, sapi lokal harus menjadi tulang punggung dalam memenuhi kebutuhan daging sapi di dalam negeri. Sedang importasi sapi bakalan sebagai pendukung saja, dan impor daging berkualitas sebagai penyambung.  Dengan demikian, pemerintah benar-benar memiliki prioritas.

Teguh menyatakan, pasca diterbitkannya Keputusan Menteri Perdagangan No 699 Tahun 2013 dimana sekitar 109 ekor sapi diharuskan dilepas oleh feedlotter, maka harga daging sapi saat ini sudah turun. Dari  sebelumnya sekitar Rp 37.500 per kg menjadi Rp 33-35 ribu per kg berat hidup.

Selain itu, para pejagal juga  cenderung mencari sapi yang ada di feedlot. Itu karena harganya lebih rendah daripada sapi lokal.  Ujungnya akan berpengaruh pada penurunan harga daging sapi di peternak lokal.


Teguh menyebut, harga daging sapi lokal memang lebih mahal. Itu dinilainya sesuatu yang wajar lantaran tidak memiliki kandungan pengawet apapun seperti halnya daging sapi impor. “Peternak lokal kita tidak melakukan penggemukan. Sedangkan kalau sapi impor itu memang diberi hormon tertentu. Ini yang perlu diketahui konsumen, bahwa sapi lokal mahal memang wajar ibaratnya produk organik,” ujarnya.  Dian Yuniarni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar