foto: lst |
Kebijakan impor sapi untuk Menekan Harga daging sapi yang tinggi di pasaran Diharapkan mampu memberdayakan Peternak lokal ke depan. Mengingat, Kebijakan importasi kerap kali membuat Jatuh Harga sapi di tingkat Peternak Lokal. Apalagi Jelang idul adha Ini, Peternak lokal diharapkan bisa Mendapat keuntungan lebih besar Setelah importasi yang Menggila itu.
Saya
pikir ke depan impor kita akan makin besar. Makanya impor sapi bakalan agar
diprioritaskan untuk dipelihara
kelompok peternak atau koperasi. Itu agar mereka menikmati nilai tambah di
dalam negeri,” kata Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia
(PPSKI) Teguh Budiana pada Agrofarm.
Ia
mengemukakan, meningkatnya permintaan dan kebutuhan, dipicu lantaran jumlah
populasi sapi lokal yang makin berkurang. Sekitar 12 juta ekor kekurangan itu.
Ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang sangat memungkinkan jika
importasi ke depan akan semakin besar. Untuk itu pemerintah sudah harus mulai serius
merancang pola perubahan tersebut. Peternak juga harus diberi kesempatan untuk
melakukan penggemukan sapi yang diimpor.
“Kalau
mekanisme importasi dilepas liberal begitu sudah pasti para pemodal besar yang menikmati keuntungan. Kita
harus mulai berpikir kompensasi. Peternak lokal yang melakukan penggemukan.
Secara teknis kami siap,” ujar Teguh.
Menurut
dia, sapi lokal harus menjadi tulang punggung dalam memenuhi kebutuhan daging
sapi di dalam negeri. Sedang importasi sapi bakalan sebagai pendukung saja, dan
impor daging berkualitas sebagai penyambung.
Dengan demikian, pemerintah benar-benar memiliki prioritas.
Teguh
menyatakan, pasca diterbitkannya Keputusan Menteri Perdagangan No 699 Tahun
2013 dimana sekitar 109 ekor sapi diharuskan dilepas oleh feedlotter, maka
harga daging sapi saat ini sudah turun. Dari
sebelumnya sekitar Rp 37.500 per kg menjadi Rp 33-35 ribu per kg berat
hidup.
Selain
itu, para pejagal juga cenderung mencari
sapi yang ada di feedlot. Itu karena harganya lebih rendah daripada sapi
lokal. Ujungnya akan berpengaruh pada penurunan harga daging sapi di
peternak lokal.
Teguh
menyebut, harga daging sapi lokal memang lebih mahal. Itu dinilainya sesuatu
yang wajar lantaran tidak memiliki kandungan pengawet apapun seperti halnya
daging sapi impor. “Peternak lokal kita tidak melakukan penggemukan. Sedangkan kalau
sapi impor itu memang diberi hormon tertentu. Ini yang perlu diketahui
konsumen, bahwa sapi lokal mahal memang wajar ibaratnya produk organik,”
ujarnya. Dian Yuniarni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar